Setiap politisi dan pejabat negara terkadang dapat mengeluarkan pernyataan kontroversial yang diluar akal sehat. Seperti pernyataan Menteri Keuangan Jepang Taro Aso yang menghimbau agar para lansia dibiarkan cepat meninggal hanya untuk menghemat anggaran pemerintah.
Dengan bertambahnya jumlah kaum lansia maka makin besarlah perawatan hidup dan medis yang didapatkannya. Perawatan tersebut ditanggung oleh anggaran pemerintah. Untuk itulah Taro Aso berpikiran bahwa dengan cepatnya membiarkan kematian para lansia akan memangkas pengeluaran yang dinilainya vital itu.
“Sangat mengerikan ketika anda dipaksa untuk hidup saat anda sudah ingin meninggal, tidur anda tidak nyenyak karena anda merasa sedang menghabiskan dana milik pemerintah. Hal tersebut bisa dicegah jika kita membiarkan para lansia cepat-cepat meninggal,” ujarnya dikutip AFP, Senin (21/1).
Mengetahui bahwa pernyataannya itu akan menimbulkan kontroversi, Aso segera menyatakan kembali bahwa ide itu hanyalah pendapat pribadinya saja. “Saya tidak membutuhkan perawatan medis ketika saya tua nanti. Saya akan biarkan diri saya meninggal begitu saja,” ungkap mantan atlet penembak olimpiade berusia 72 tahun itu.
Dapat dipahami bahwa saat ini Jepang mengalami untuk kesulitan mendanai sistem jaminan sosial karena jumlah kaum lansia lebih banyak daripada kelompok pekerja. Namun kebijakan seperti itu menandakan bahwa dirinya telah kehabisan ide untuk menghadirkan solusi yang lebih relevan ketimbang mengorbankan kaum lansia yang notabene juga adalah orangtua yang harus dihormatinya.
Sumber : berbagai sumber - daniel tanamal